Presiden Amerika Serikat Donald Trump dilaporkan melakukan percakapan penting dengan Perdana Menteri Inggris Keir Starmer pada Minggu malam, membahas ketegangan yang meningkat di Timur Tengah. Kontak diplomatik ini berlangsung tak lama setelah serangan militer AS terhadap situs nuklir Iran, menurut keterangan resmi dari Downing Street.
Dalam pernyataan tersebut, kantor Perdana Menteri Inggris menyampaikan bahwa Trump dan Starmer menyoroti ancaman besar yang ditimbulkan oleh program nuklir Iran terhadap stabilitas dan keamanan global. Keduanya menegaskan pentingnya langkah tegas dalam menghadapi ambisi nuklir Teheran.
“Para pemimpin membahas situasi terbaru di Timur Tengah dan menegaskan kembali risiko serius dari program nuklir Iran terhadap keamanan internasional,” bunyi pernyataan resmi Downing Street.
Disebutkan juga bahwa serangan udara AS yang diluncurkan pada Minggu pagi bertujuan untuk mengurangi ancaman dari Iran, serta mencegah negara tersebut mengembangkan senjata nuklir.
Selain itu, Trump dan Starmer menekankan perlunya kembali ke jalur diplomatik. Mereka menyerukan agar Iran segera kembali ke meja perundingan dan mendorong tercapainya solusi jangka panjang yang damai.
“Keduanya sepakat untuk tetap berkoordinasi secara erat dalam beberapa hari ke depan,” tambah Downing Street.
Ketegangan AS–Iran dan Dampaknya terhadap Kawasan
Serangan AS terhadap fasilitas nuklir Iran memicu kekhawatiran akan potensi eskalasi konflik di Timur Tengah. Ketegangan ini bukan hanya berdampak pada hubungan bilateral antara Washington dan Teheran, tapi juga berisiko meluas ke negara-negara sekutu di kawasan.
Langkah cepat dari Inggris untuk berdialog dengan AS menunjukkan upaya Barat untuk tetap mengontrol situasi dan menghindari konflik terbuka. Banyak analis menilai peran diplomatik seperti ini penting demi mencegah krisis global yang lebih besar.